Sunday, October 30, 2016

Teori Belajar Behavior

3
Teori Belajar Behavior
Capaian Pembelajaran
 


Setelah mempelajari materi ini, maka mahasiswa mampu:
a.     memahami asumsi dasar teori belajar behavior
b.     memahami asumsi dasar teori belajar yang berada di bawah pengaruh teori belajar behavior, yaitu teori belajar dari Thorndike, teori belajar dari Skinner, teori belajar dari Pavlov
c.     mampu mengidentifikasi kegiatan-kegiatan belajar yang sesuai dengan teori belajar Thorndike, teori belajar Skinner dan teori belajar Pavlov
d.     mampu menganalisis ciri-ciri kegiatan yang sesuai dengan teori belajar Thorndike, teori belajar Skinner dan teori belajar Pavlov
e.     mampu mengevaluasi kelebihan salah satu teori belajar behavior dibandingkan teori belajar behavior yang lain.

A. Deskripsi

ttp://www.coreknowledge.org.uk/images/writing300c.jpg
(1)
(2)
(3)

Coba cermati ketiga gambar di atas. Apa pendapat saudara tentang ketiga pendapat di atas. Saat belajar menulis, apakah saudara mengalami kegiatan seperti:
a.      Gambar 1?
Jika mengalami, kapan saudara mengalami kegiatan tersebut?
Kegiatan apa saja yang saudara lakukan pada saat itu?
Berapa lama, saudara mengalami kegiatan menulis seperti gambar 1, sebelum beranjak ke gambar ke2?
b.     Gambar 2?
Jika mengalami, kapan sauara mengalami kegiatan tersebut?
Kegiatan apa saja yang saudara lakukan pada saat itu?
Berapa lama, saudara mengalami kegiatan menulis seperti gambar 2, sebelum beranjak ke gambar ke3?


c.      Gambar 3?
  • Jika mengalami, kapan saudara mengalami kegiatan tersebut?
Kegiatan apa saja yang saudara lakukan pada saat itu?
  • Jika belum pernah mengalami, mengapa saudara belum pernah mengalami?

Berdasarkan kegiatan menulis, yang telah saudara lakukan selama ini, apakah saudara merasakan adanya perubahan saat menulis (berdasarkan bentuk tulisan, berdasarkan lama menyusun huruf menjadi kata, berdasarkan lama menyusun kata menjadi kalimat, berdasarkan lama menyusun kalimat menjadi paragraf)?
Jika ada perubahan dalam kegiatan menulis, berarti kegiatan menulis dapat diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk kegiatan belajar? Apa pendapat saudara tentang “kegiatan menulis adalah salah satu bentuk kegiatan belajar”
·       Jika saudara setuju
o   Mengapa saudara setuju dengan pendapat tersebut? Kemukakan alasannya!
o   Diskusikan dengan teman yang tidak setuju, mengapa teman saudara tidak setuju dengan pendapat saudara!
o   Apakah saudara menyetujui pendapat teman saudara?
·       Tidak setuju
o   Mengaja saudara tidak setuju dengan pendapat tersebut? Kemukakan alasannya!
o   Diskusikan dengan teman saudara yang setuju, mengapa teman saudara setuju dengan pendapat saudara
o   Apakah saudara menyetujui pendapat teman saudara?

Jika saudara masih belum puas dengan jawaban teman (ataupun jawaban diri sendiri), mari kita bahas tentang masalah belajar berdasarkan teori belajar. 
Berdasarkan sudut pandang teori belajar, maka teori belajar dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah kelompok teori belajar behavior. Kelompok teori belajar ini lebih menekankan hasil belajar.  Dimana suatu kegiatan dianggap sebagai kegiatan belajar jika menghasilkan sesuatu yang dapat dilihat secara kasat mata, dapat diobservasi dan dapat diukur secara langsung. Contoh hari ini Ani belajar menulis huruf A. Ani dianggap telah belajar menulis huruf A, jika dia sudah bisa menulis huruf A.
Kelompok kedua teori belajar adalah kelompok teori belajar kognitif. Kelompok ini menekankan pada belajar sebagai suatu proses. Dimana kegiatan belajar membutuhkan waktu, sehingga hasil belajar tidak bisa dilihat secara langsung sesaat setelah seorang individu belajar. Belajar sebagai suatu proses dapat dilihat dari konsep perubahan yang semakin baik (meningkat).
Ada beberapa tokoh ahli teori belajar yang masuk dalam kelompok teori belajar behavior. Pada modul ini, hanya membahas teori belajar dari Watson, Thorndike, Skinner dan Pavlov,




1. Teori Belajar – John Broades Watson
Watson dianggap sebagai sebagai tokoh psikologi behavior. Watson mendirikan aliran behavior karena Watson menginginkan psikologi sebagai ilmu yang ilmiah. oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan psikologi harus mengacu pada kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah, yaitu mengacu pada kegiatan yang obyektif dan bersifat eksperimental. Oleh sebab itu setiap perilaku manusia harus dapat diukur dan diobservasi secara langsung.
Watson terkenal dengan pernyataan yang berbunyi:
“Berikan kepada saya selusin bayi yang sehat, dan dalam keadaan baik, dengan lingkungan yang saya tentukan sendiri untuk mengasuhnya. Saya jamin kalau saya mengambil secara acak, maka saya akan melatihnya menjadi ahli apa pun yang saya mau pilih – dokter, pengacara, seniman, pedagang – tidak pandang bakatnya, kesukaannya, kecenderungannya, kemampuannya, bakat khususnya dan suku bangsa leluhurnya”

Pernyataan Watson di atas, sesuai dengan konsep tabularasa dari John Locke. Konsep ini menganggap individu sebagai kertas putih, yang dapat digambari atau diwarnai apa saja sesuai keinginan lingkungan. Dalam hal ini, individu tidak memiliki kemampuan untuk mengelola diri sendiri.
Pernyataan Watson di aplikasikan dalam penelitian, yang bertujuan membentuk dan mengubah rasa (takut atau tidak takut). Penelitian Watson diterapkan pada seorang bayi bernama Albert. Watson mengubah Albert (yang semula tidak takut pada tikus menjadi takut pada tikus).


Gambar kanan, mengilustrasikan penelitian Watson terhadap Albert. Albert yang semula tidak memiliki rasa takut pada tikus. Watson menginginkan Albert memiliki rasa takut pada tikus. Oleh sebab itu, setiap kali Albert memegang tikus tersebut, Watson memperdengarkan suara keras yang mengagetkan, sehingga menimbulkan rasa takut (awalnya bukan terhadap tikus tetapi takut terhadap suara keras yang menakutkan). Pengkondisian ini menciptakan rasa takut terhadap tikus. Sehingga setiap kali ketemu dengan tikus, Albert menjadi takut dan menangis. Hal ini terjadi karena tikus akan menimbulkan efek yang mengagetkan dan menakutkan.
Pandangan Watson mempengaruhi teori-teori belajar behavior, yang menganggap bahwa perilaku individu dibentuk oleh lingkungan. Beberapa teori belajar yang dipengaruhi oleh pandangan Watson, adalah teori belajar dari Thorndike, teori belajar Skinner dan teori belajar Pavlov.

Refleksi
Berdasarkan ilustrasi penelitian Watson di atas,
·       Temukan pengalaman-pengalaman saudara yang hampir sama dengan pengalaman Albert, dimana perubahan perilaku disebabkan oleh lingkungan.
·       Tuliskan pengalaman tersebut dan ingat kembali (faktor yang menyebabkan)
Perubahan perilaku
Faktor Penyebab
Menjadi tidak suka matematika
Gurunya galak









·       Berdasarkan temuan saudara di atas, diskusilah dengan teman saudara (berpasangan), dan temukan:
-       Apakah mereka memiliki pengalaman yang sama?
Contoh: sama-sama tidak suka matematika



-       Faktor apa saja yang menyebabkan perubahan perilaku tersebut?
Contoh: guru galak, banyak pekerjaan rumah



·       Berdasarkan temuan saudara dan teman saudara, diskusilah dengan kelompok kecil (5-8 anggota), dan temukan:
-       Apakah ada pengalaman yang sama dari setiap anggota?
-        Contoh: sama-sama tidak suka matematika




-       Pengalaman yang dimiliki oleh sebagian besar atau semua anggota
Contoh: semua tidak suka matematika




-       Kesamaan faktor yang menyebabkan pengalaman tersebut terjadi!
Contoh:   guru galak (7 dari 8 tidak suka dengan matematika karena gurunya galak)
                  Pekerjaan rumah (5 dari 8 tidak suka matematika karena selalu ada pekerjaan rumah)





2. Teori Belajar – Edward Lee Thorndike
Teori belajar Thorndike terkenal dengan nama Instrumental Conditioning. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan perilaku (kondisioning) terjadi melalui proses pemberian hadiah atau hukuman sebagai instrument pembentuk perilaku. Hadiah akan menguatkan perilaku dan hukuman akan memperlemah perilaku yang akan dibentuk.
Thorndike menyusun teori berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan puzzle box (lihat gambar di bawah). Seekor kucing, yang dibuat lapar, dimasukkan dalam sebuah kandang. Di luar kandang, ditempatkan sepiring ikan, sebagai stimulasi kucing untuk keluar kandang. Ada dua cara untuk keluar kandang, yaitu menarik tali yang ada di atas kandang, atau menekan tuas.
Berdasarkan dari penelitian tersebut, Thorndike menyusun 5 konsep dasar teori, yaitu:
a.      Connectionismem (S-R)
Ada mekanisme syaraf yang menghubungkan antara stimulus yang diterima oleh individu dengan respon yang dibuat oleh individu berdasarkan stimulus tersebut.
Teori belajar Thorndike, disebut juga teori konektionisme. Menurut Thorndike bahwa ada proses internal yang menghubungkan antara Stimulus (S) dengan Response (R). Penghubung internal tersebut adalah kesan yang diterima saat menerima stimulus, yang berakibat munculnya dorongan untuk melakukan reaksi.

b.     Selecting and Connecting
CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), quality = 95
Selecting (memilih) dan conneting (menghubungkan) adalah dasar dari trial and error. Saat kucing dimasukkan dalam puzzle box, kucing berusaha untuk keluar dan mendapatkan makanan yang ada di luar. Oleh sebab itu, kucing melakukan berbagai macam kegiatan yang diharapkan dapat melepaskannya dari kandang. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah : “semakin banyak trial, semakin sedikit waktu untuk menyelesaikan masalah”.



c.      Learning is incremental, not insightful
Learning terjadi dalam langkah-langkah kecil atau setahap demi setahap yang sistematis. Learning tidak terjadi seperti lompatan besar, dimana individu tiba-tiba mengalami perubahan.
Berdasarkan penelitian dengan kucing, Thorndike tidak melihat adanya perbedaan waktu yang sangat tajam antara saat masalah belum terpecahkan dengan saat masalah telah terpecahkan. Hal ini ditunjukkan oleh grafik di atas. Dimana garis biru menunjukkan proses belajar yang bersifat incremental, setahap-demi setahap. Waktu yang digunakan oleh kucing untuk keluar dari kandang, semakin cepat.

d.     Learning is not mediated by ideas
Learning terjadi secara langsung, tidak diperantarai oleh thinking atau reasoning
Berdasarkan penelitian :
The cat does not look over the situation, much less think it over, and then decide what to do. It bursts out at once into the activities which instinct and experience have settled on as suitable reactions to the situation “confinement when hungry with food outside”. It does not ever in the course of its success realize that such an act brings food and therefore decide to do it and thenceforth do it immediately from decision instead of from impulse.

Berdasarkan hasil penelitian dengan kucing, Thorndike hanya melihat perilaku trial and error dari kucing. Kucing mencoba berbagi cara untuk bisa keluar dari kandang. Semakin sering mencoba (trial) untuk keluar dari kandang, semakin besar kemungkinan untuk keluar dari kandang. Semakin sering menekan tuas atau menarik tali (sebagai cara untuk keluar dari kandang), semakin cepat juga waktu yang digunakan untuk keluar dari kandang (ditunjukkan oleh garis biru).

Thorndike tidak melihat kegiatan kucing yang duduk diam (seperti pemain catur), berpikir untuk menentukan langkah (seperti garis merah).

e.      All mammals learn in the same manner
Pandangan Thorndike (1913) bahwa hukum belajar untuk semua binatang – termasuk manusia adalah sama

Kelima pandangan utama di atas, digunakan sebagai dasar untuk menjabarkan teori belajar. Thorndike menganggap bahwa perilaku individu dibentuk oleh lingkungan. Thorndike menggunakan konsep stimulus-respon, dimana jika tidak ada stimulus maka tidak ada respon. Jika lingkungan tidak memberikan stimulus, maka individu tidak akan melakukan respon. Secara garis besar, teori belajar Thorndike terbagi menjadi 2, yaitu teori Primer dan teori Sekunder.


a.     Primer
1)    The Law of Readiness
The law of readiness tertulis dalam Original Nature of Man – 1913, yang terbagi dalam tiga bagian, dan disingkat sebagai berikut :
a)     When someone is ready to perform some act, to do so is satisfying
Saat individu siap untuk melakukan sesuatu kegiatan, dan dia diberi kesempatan untuk perform (melakukan kegiatan tersebut) maka dia akan puas.

b)    When someone is ready to perform some act, not to do so is annoying
Saat individu siap untuk melakukan sesuatu kegiatan, namun dia tidak diberi kesempatan untuk perform atau jadwal untuk perform dibatalkan, maka dia akan kecewa.

c)     When someone is not ready to perform some act, and is forced to do so it is annoying
Saat individu tidak siap melakukan suatu kegiatan, namun dia dipaksa untuk melakukan kegiatan tersebut, maka dia akan kecewa.

Refleksi : Law of Readiness
·       Identifikasi kegiatan saudara yang mencerminkan law of readiness, sesuai dengan format di bawah ini:
Puas
(siap-ada kesempatan)
Kecewa
(siap-batal perform)
Kecewa
(tidak siap-dipaksa)










·       Berdasarkan identifikasi kegiatan saudara, diskusikan pengalaman saudara dengan teman saudara, dan temukan:
-       Apakah ada pengalaman yang sama, tetapi menimbulkan efek yang berbeda.
Misal:
Kegiatan
Reaksi saudara
Reaksi teman
Tidak jadi perform
Kecewa
Puas atau senang










-       Alasan yang mendasari perbedaan tersebut
Kegiatan
Reaksi saudara
Reaksi teman
Tidak jadi perform
Saudara: kecewa
Karena, harus mempersiapkan kembali
Teman: puas
Karena dapat memperbaiki performansi yang akan datang









2)    The Law of Exercise (Hukum Latihan)
Teori ini terdari dari dua bagian, yaitu :
a)     The law of use
Hubungan stimulus respon akan menguat, jika selalu digunakan.
Contoh: belajar perkalian : (1x1); (5x5); (10x9);(11x11);(27x29), mengapa perkalian (1x1) lebih mudah daripada perkalian (27x29)

b)    The law of disuse
Hubungan stimulus respon akan melemah, jika tidak pernah atau jarang digunakan.
Contoh: mengapa saat liburan panjang, saudara mengalami kekakuan saat menulis dengan pensil?

Refleksi : Law of Exercise
·       Identifikasi kegiatan saudara yang mencerminkan law of exercise, sesuai dengan format di bawah ini:
Hubungan Kuat
Hubungan Lemah







·       Identifikasi kegiatan saudara yang faktor yang menyebabkan hubungan (kuat atau lemah), sesuai dengan format di bawah ini:
Hubungan Kuat (karena)
Hubungan Lemah (karena)







·       Berdasarkan identifikasi kegiatan saudara, diskusikan pengalaman saudara dengan teman saudara, dan temukan:
-       Apakah ada pengalaman yang sama?
Sama
Tidak sama







-       Apakah pengalaman tersebut disebabkan oleh faktor yang sama?
Faktor (sama)
Faktor (tidak ada yang sama)





3)    The Law of Effect
a)     Jika respon diikuti oleh satisfying state of affairs (menimbulkan efek yang menyenangkan) maka akan memperkuat hubungan antara stimulus dan respon.

b)    Jika respon diikuti oleh annoying state of affairs (menimbulkan efek yang tidak menyenangkan) maka akan memperlemah hubungan antara stimulus dan respon.

Refleksi : Law of Effect
·       Identifikasi kegiatan saudara yang mencerminkan law of effect, sesuai dengan format di bawah ini:
Hubungan Menyenangkan
Hubungan Tidak Menyenangkan







·       Identifikasi faktor yang memunculkan hubungan (yang menyenangkan dan tidak menyenangkan), sesuai dengan format di bawah ini:
Faktor (menyenangkan)
Faktor (tidak menyenangkan)







·       Berdasarkan identifikasi kegiatan saudara, diskusikan pengalaman saudara dengan teman saudara, dan temukan:
-       Apakah ada pengalaman yang sama?
Sama
Tidak ada yang sama







-       Apakah pengalaman tersebut disebabkan oleh faktor yang sama?
Menyenangkan (karena)
Tidak menyenangkan (karena)









b.    Sekunder
1)    Multiple Response (=varied response)
Jika respon pertama tidak dapat menyelesaikan masalah maka individu akan mencoba respon kedua, begitu seterusnya sampai bisa memecahkan masalah.
Saat individu menerima suatu stimulus, individu akan melakukan respon tertentu. Namun ada kalanya suatu respon tidak bisa digunakan untuk memuaskan suatu stimulus. Oleh sebab itu, maka individu akan melakukan respon kedua. Dan jika respon kedua tidak bisa memuaskan suatu stimulus, maka individu akan mengeluarkan respon ketiga, dan seterusnya.

Contoh:  Apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa saat tidak mengalami kesulitan mengerjakan ujian di kelas?
·        
·        
·        

Refleksi : Law of Effect

Contoh:  Apa yang akan saudara lakukan jika saudara terlambat mengumpulkan tugas individu?
·        
·        
·        

2)    Set or Attitude (= disposition; preadjustment)
Respon individu terhadap suatu stimulus, dipengaruhi oleh kondisi internal individu tersebut. Kondisi sementara (lapar, lelah, ngantuk, emosi) yang dapat menentukan apakah suatu situasi menyenangkan atau tidak menyenangkan individu. Hal ini dapat digunakan untuk menerangkan suatu fenomena, perubahan respon individu, meskipun mendapatkan stimulus yang sama.

Refleksi : Set or Attitude
Identifikasi kegiatan saudara yang mencerminkan set or attitude, sesuai dengan format di bawah ini:
Kondisi
Efek
Contoh: Sakit saat ujian
Tidak bisa mengerjakan ujian dengan baik







3)    Prepotency of Elements (the partial or piecemeal activity of a situation)
Lingkungan berisi stimulus yang sangat kompleks. Respon individu terhadap lingkungan tidak diarahkan ke semua stimulus tersebut, tetapi hanya beberapa stimulus (elemen stimulus). Sehingga, lingkungan yang sama bisa menghasilkan respon yang berbeda, tergantung pada stimulus mana yang akan direspon.
Teori ini dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena tentang macam-macam respon, meskipun berada pada situasi yang sama.

Refleksi : Prepotency of Element
Identifikasi kegiatan saudara yang mencerminkan prepotency of element sesuai dengan format di bawah ini:
Kondisi
Perilaku yang dipilih
Kuliah statistik
Lebih suka main kalkulator, daripada mendengarkan penjelasan dosen







4)    Response by Analogy
Berbeda dengan prepotency of elements, pada response by analogy, individu berusaha mencari kesamaan antara stimulus yang telah dialami sebelumnya dengan stimulus yang dialami sekarang. Jika ada kesamaan antara kedua stimulus, maka individu cenderung untuk memberikan respon yang sama. Semakin banyak kesamaan, maka semakin mirip respon yang diberikan; semakin banyak perbedaan, maka semakin beda respon yang diberikan.

Refleksi : Response by Analogy
Identifikasi kegiatan saudara yang mencerminkan response by analogy, sesuai dengan format di bawah ini:
Kondisi
Alasan
Suka dengan orang berbaju merah
Baju merah menggambarkan semangat.







5)    Associative Shifting
Respon muncul jika ada stimulus. Ada kalanya suatu stimulus menimbulkan respon tidak menyenangkan. Menurut Thorndike, penkondisian (pembentukan perilaku) dapat mengubah dari respon tidak suka menjadi respon suka. Salah satu cara mengubah perilaku tersebut adalah memberikan tambahan elemen dari respon yang pertama. Contoh di bawah ini:


matematika

aaa……takuuuttt….
File source: http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Plain-M%26Ms-Pile.jpg
matematika
sambil makan permen
…..mmmm….i like it

matematika

matematika…? siapa takut



















Pengkondisian di atas,  mengubah perilaku tidak suka pada matematika menjadi suka pada matematika. Caranya, setiap kali pelajaran matematika diberikan, disertai dengan permen. Sehingga individu membentuk hubungan matematika = permen. Setelah hubungan tersebut terbentuk, maka permen dapat dihilangkan kembali, namun respon terhadap matematika sudah berubah, menjadi suka.

Refleksi : Associative Shifting
·       Identifikasi kegiatan saudara yang mencerminkan associative shifting, sesuai dengan format di bawah ini:
Perilaku yang diubah
Caranya











3. Teori Belajar – Burrhus Frederic Skinner
LEAD Technologies Inc. V1.01Description: ELSkinnerTeori belajar Skinner terkenal dengan nama Operant Conditioning. Teori belajar Skinner merupakan teori pengembangan dari teori belajar Thorndike. Menurut Skinner pembentukan perilaku, tidak hanya terjadi karena adanya hadiah (reinforcement), dimana individu distimulasi untuk melakukan perilaku tertentu, yang sesuai keinginan. Skinner berpendapatan bahwa pembentukan perilaku bisa terjadi karena indiviu yang menghendaki, bukan dari stimulasi dari luar. Oleh sebab itu, teori belajar Skinner disebut dengan teori Operant Conditioning.  Teori ini lebih menekankan pada pembentukan perilaku yang dimunculkan dari individu sendiri, bukan dari stimulasi lingkungan. 
Skinner menyusun teori operant conditioning berdasarkan penelitian yang menggunakan Skinner box. Pada prinsipnya, cara kerja Skinner box, sama seperti sistem kerja puzzle box.
Seekor tikus yang lapar dimasukkan dalam Skinner box. Tikus dilatih untuk menekan tombol, menjauhi kantong makanan setelah tombol berbunyi dan mendekati kantong makanan jika sudah berisi makanan. Jika tikus tidak menjauhi kantong makanan setelah menekan tombol, maka kantong makanan tidak akan diisi makanan.
Berdasarkan penelitian tersebut maka Skinner menyusun teori-teori belajar, sebagai berikut:
a.      Operant Behavior
Operant behaviour adalah suatu perilaku yang dimunculkan oleh stimulus yang tidak nampak, dan biasanya dimunculkan oleh individu sendiri. Misal: bersiul saat mandi.
Operant behaviour sebagai pengembangan dari respondent behaviour. Menurut Skinner, bahwa tidak semua perilaku individu dimunculknan oleh stimulus luar (respondent behaviour).

Refleksi : Operant Behavior
·       Identifikasi kegiatan saudara yang mencerminkan operant behavior, sesuai dengan format di bawah ini:
Operant behavior
Situasi
Bersiul-siul (bersenandung)
Saat mandi







Berdasarkan konsep operant behaviour dan respondent behaviour, maka Skinner memunculkan dua macam conditioning (pembentukan perilaku), yaitu:
b.     Operant Conditioning
Menurut Skinner bahwa operant conditioning lebih menekankan pada pembentukan perilaku berdasarkan konsekuensi yang dimunculkan saat perilaku tersebut dilakukan.
Contoh:
Apa yang akan saudara lakukan saat saudara mengendarai sepeda motor, saudara bertemu dengan lampu lalu lintas yang berwarna kuning?
1)    Apakah saudara menghentikan laju sepeda motor, dan menunggu lalu lintas kembali berwarna hijau?
2)    Apakah saudara tetap melaju (dengan menambah kecepatan)?

Apapun pilihannya, saudara akan bertemu dengan konsekuensi dari perilaku yang telah dipilih.

Menurut Skinner, individu tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan. Individu juga memiliki kesempatan untuk memilih perilaku, berdasarkan konsekuensinya. Oleh sebab itu, conditioning lebih ditekankan pada proses memilih perilaku berdasarkan konsekuensi tersebut. Lebih lanjut, Skinner mengatakan bahwa agar kondisioning (pembentukan perilaku) terjadi, maka dibutuhkan penguat reinforcement (penguat).  Sesuai dengan namanya, reinforcement berfungsi sebagai penguat perilaku yang telah dibentuk, atau berfungsi sebagai pemacu terjadinya perilaku.
 Skinner berpendapat bahwa agar reinforcement berfungsi secara efektif, dalam proses kondisioning, maka perlu dibuatkan jadwal pemberian reinforcement. Secara garis besar, jadwal pemberian reinforcement dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.      Berdasarkan jumlah perilaku
Pemberian reinforcement berdasarkan jumlah perilaku (yang dibentuk). Teknik ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)    Jumlah perilaku yang tetap (Fixed Ratio). Artinya reinforcement diberikan jika individu sudah berperilaku (yang dibentuk) sesuai dengan jumlah yang ditetapkan. Contoh: seorang anak akan mendapatkan uang saku tambahan jika mau merapikan tempat tidur selama 7 kali; jika mampu melinting rokok 100 lebih banyak, maka buruh pelinting rokok akan mendapatkan bonus.
2)    Jumlah perilaku yang bervariasi (Variable Ration). Artinya reinforcement diberikan jika individu sudah berperilaku (yang dibentuk), tanpa memperhatikan jumlah perilaku yang telah dilakukan.
Contoh: uang saku tambahan diberikan jika anak mau merapikan tempat tidurnya (sebanyak 3 kali; atau 7 kali, atau 10kali); seorang buruh mendapatkan bonus jika dapat melinting rokok lebih banyak (50 buah; 100 buah; 25 buah atau 125 buah).



b.     Berdasarkan waktu yang digunakan
Pemberian reinforcement berdasarkan lama (waktu) yang telah ditetapkan. Teknik ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)    Rentang waktu yang tetap (Fixed Interval). Artinya reinforcement diberikan jika individu sudah berperilaku (yang dibentuk) sesuai dengan rentang waktu tertentu.
Contoh: seorang anak akan diberi uang saku tambahan, jika mau merapikan tempat tidurnya selama seminggu; seorang pegawai akan dapat bonus uang makan, jika bisa masuk tiap hari selama sebulan.
2)    Rentang waktu yang tidak tetap (Variable Interval). Artinya reinforcement diberikan jika individu berperilaku (yang dibentuk), tanpa memperhatikan rentang waktu.
Contoh: seorang anak akan diberi uang saku tambahan, jika mau merapikan tempat tidur (7 hari; 5 hari; 11 hari, 14 hari); pegawai akan mendapatkan bonus uang makan, jika bisa masuk selama (25 hari; 30 hari; 35 hari atau 20 hari)
Setiap jadwal memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.  Jadwal fixed (ratio maupun interval), memunculkan perilaku berhenti (menurun) setelah mendapatkan reinforcement. Hal ini terjadi karena individu mampu memprediksi pemerolehan reinforcement yang akan datang. Jadwal variabel (ratio maupun interval) tidak memunculkan perilaku yang berhenti (menurun) setelah mendapatkan reinforcement. Gambar di samping, mengilustrasikan perbedaan antar masing-masing jadwal.

Skinner membedakan reinforcement menjadi dua macam, yaitu:
a.      Reinforcemen positif, adalah segala sesuatu yang secara alamiah dapat meningkatkan terjadinya perilaku.
Contoh: pujian, senyuman manis, hadiah, rangking tinggi, dan  lain-lain.

b.     Reinforcemen negatif, adalah stimulus yang  jika dihilangkan akan meningkatkan terjadinya perilaku.
Contoh: belajar di luar kelas, supaya merasa bebas; pergi jalan-jalan untuk menghilangkan stres, dan lain-lain.





Refleksi : Reinforcemen
·       Identifikasi reinforcemen yang saudara anggap dapat meningkatkan perilaku saudara:
Bentuk Reinforcemen
Situasi
Mendapatkan pujian dari dosen
Saat nilai ujian meningkat, sehingga memacu untuk ingin belajar lebih giat







·       Identifikasi reinforcemen yang saudara anggap (jika dihilangkan) dapat meningkatkan perilaku saudara:
Bentuk Reinforcemen
Situasi
Pindah kelompok tugas
Saat diberi tugas mereview suatu jurnal, jika tidak sekelompok dengan si A, maka saya akan giat mengerjakan tugas







·       Berdasarkan identifikasi kegiatan saudara, diskusikan pengalaman saudara dengan teman saudara, dan temukan:
-       Apakah ada pengalaman yang sama?
Sama
Tidak ada yang sama











-       Apakah pengalaman tersebut disebabkan oleh faktor yang sama?
Sama (karena)
Tidak sama (karena)













4. Teori Belajar – Ivan Petrovich Pavlov
Taken from:008,  page 108Extracted on 03/01/2002Teori belajar Pavlov terkenal dengan nama Classical Conditioning. Teori belajar Pavlov merupakan teori conditioning yang pertama, sehingga disebut dengan klasikal. Teori belajar Pavlov didasarkan pada penelitian tentang proses pembentukan perilaku sebagai hasil dari respon alamiah, menjadi respon yang tidak alamiah. Proses pembentukan perilaku alami terhadap suatu stimulus dapat terjadi melalui kondisioning.
Penelitian Pavlov menggunakan seekor anjing. Pavlov memasukkan sebuah gelas ukur pada salah satu pipi anjing. Tujuan menggunakan gelas ukur, agar Pavlov dapat mengukur jumlah air liur anjing, saat anjing melihat makanan (daging).
Pada situasi alami, anjing akan mengeluarkan air liur saat melihat daging; dan pada situasi alami, anjing tidak akan beraksi (tidak akan mengeluarkan air liur), saat mendengarkan bel atau lonceng. Kondisi ini akan diubah, menjadi tidak alami, dimana anjing akan mengeluarkan air liur saat mendengarkan suara bel atau lonceng.
Daging atau tulang adalah adalah stimulus alami yang dapat memunculkan air liur (respon alami) pada anjing. Daging atau tulang berfungsi sebagai unconditioning stimulus (UCS) dan air liur berfungsi sebagai unconditioning response (UCR). Bel atau lonceng adalah stimulus yang secara alami tidak akan memunculkan air liur pada anjing, tetapi karena bel selalu muncul bersamaan dengan daging atau tulang, maka bel memiliki kemampuan untuk memunculkan air liur pada anjing. Bel atau lonceng ini berfungsi sebagai conditioning stimulus (CS); sedangkan air liur yang muncul sebagai akibat dari reaksi terhadap bel disebut conditioning response (CR).
Proses kondisioning Pavlov dapat dikembangkan untuk beberapa tahapan, ang melibatkan lebih dari satu conditioning stimulus. Pengkondisian yang melibatkan lebih dari satu conditioning stimulus disebut dengan higher-order conditioning.
Gambar di samping mengilustrasikan proses terjadinya second-order conditioning. Kondisioning pertama adalah mengubah suara (lonceng, bel atau metronom) menjadi CS sehingga memicu kucing untuk mengeluarkan air liur.
Kondisioning kedua, kertas hitam menjadi CS, sehingga memicu kucing untuk mengeluarkan air liur. Kertas hitam diberikan sebelum suara (metronom), dan suara diberikan sebelum makanan, akan memicu munculnya air liur.
Refleksi : Conditioning Response
·       Identifikasi stimulus (UCS) yang menimbulkan respon alami (senang atau tidak senang)
UCS
UCR
Suara guntur  (keras); senyuman
Takut ; senang









·       Identifikasi CS (conditioning stimulus) yang selalu berhubungan dengan UCS (unconditioning stimulus) sehingga menimbulkan CR (conditioning response)
CS
UCS
CR
Hujan
Suara guntur
takut













·       Berdasarkan identifikasi kegiatan saudara, diskusikan pengalaman saudara dengan teman saudara, dan temukan:
-       Apakah ada pengalaman yang sama?
Sama
Tidak ada yang sama











-       Apakah pengalaman tersebut disebabkan oleh faktor yang sama?
Sama (karena)
Tidak sama (karena)












B. Kesimpulan
Instrumental Conditioning Theory adalah salah satu teori yang dipengaruhi oleh konsep behavior. Asumsi dari teori ini adalah dibentuk dengan melalui hadian (reinforcement) sebagai penguat perilaku dan hukuman (punishment) sebagai pelemah perilaku.
Secara garis besar teori instrumental conditioning dibagi menjadi dua yaitu, teori primer dan teori sekunder.
Menurut Thorndike, teori primer terbagi menjadi 3 hukum, yaitu: Law of readiness; Law of exercise; dan Law of effect. Disisi lain, teori sekunder terbagi menjadi 5 hukum, yaitu: Multiple response; Set or Attitude; Prepotency of element; Response by analogy; dan Associative shifting
Konsep teori di atas berdasarkan pada 5 pandangan utama, yaitu: Connectionisme; Selecting and Connecting; Learning is incremental, not insightful; Learning is not mediated by ideas, dan All mammals learn in the same manner.
Operant Conditoning adalah konsep pengkondisian menurut Skinner. Menurut Skinner, bahwa individu memiliki kemampuan untuk menentukan perilaku berdasarkan konsekuensi. Adapun proses mengembangkan perilaku berdasarkan konsekuensi dapat dibentuk melalui proses pemberian reinforcemen (baik yang positif maupun yang negatif) berdasarkan jadwal pemberian reinforcemen.
Pavlov berpendapat bahwa perilaku individu dapat dibentuk (diubah), dari yang bersifat alami menjadi tidak alami, dengan cara menyisipkan stimulus tidak alami.















C. Latihan
Bacalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di bawah ini dengan seksama.

Satuan Pendidikan
:
SMK Rahayu Mulyo
Kelas
:
X/2/Semua Jurusan
Mata Pelajaran
:
Matematika
Materi
:
Peluang
Alokasi Waktu
:
8 x 45 menit



A.      Kompetensi Inti
1.      Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.      Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,  peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cermin bangsa dalam pergaulan dunia.
3.      Memahami, menerapkan, menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

B.      Kompetensi Dasar
1.     Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa percaya diri dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
2.     Mampu mentransformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika
3.     Menunjukkan  sikap  bertanggung   jawab,  rasa  ingin  tahu, jujur  dan  perilaku  peduli lingkungan.

C.      Indikator Pencapaian Kompetensi
1.     Terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran peluang
2.     Bekerjasama dalam kegiatan kelompok dan toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.








Latihan-Thorndike
Berdasarkan RPP di atas, bahwa salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang siswa kelas X adalah memiliki sikap disiplin. Bagaimana cara membentuk sikap disiplin, menggunakan teori belajar Thorndike?

Langkah-langkah (bantuan) untuk membentuk sikap (perilaku) disiplin pada siswa kelas X, adalah:
1.     Tentukan usia dari siswa kelas X
2.     Berdasarkan usia kelas X tersebut, identifikasi macam-macam disiplin yang harus dikuasai oleh siswa kelas X.
(https://www.academia.edu/7752795/PENGARUH_DISIPLIN_BELAJAR_LINGKUNGAN_KELUARGA_DAN_LINGKUNGAN_SEKOLAH_TERHADAP_PRESTASI_BELAJAR_SISWA_KELAS_X_SEMESTER_I_TAHUN_AJARAN_2004_2005_SMA_N_1_GEMOLONG_KABUPATEN_SRAGEN)
3.     Pilih salah satu macam disiplin (yang mengarah ke belajar)
Misal: salah satu disiplin dikemukakan oleh Slameto adalah disiplin siswa masuk sekolah. Dimana siswa dikatakan disiplin masuk sekolah jika siswa selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah telambat serta tidak pernah membolos setiap hari.
Berdasarkan uraian tentang disiplin masuk sekolah, pilihlah salah satu dari ketiga perilaku disiplin masuk sekolah, yaitu selalu masuk sekolah, tidak pernah terlambat, tidak pernah membolos.
4.     Susunlah cara-cara membentuk disiplin tersebut (misal tidak pernah terlambat) menggunakan teori belajar Thorndike, dengan memperhatikan konsep dasar teori Thorndike, yaitu:
a.      Berbasis S-R (bahwa respon akan terbentuk jika ada stimulus)
o   Stimulus apa yang dapat membuat siswa tidak terlambat masuk sekolah?
o   Tuliskan semua alternatif yang dapat membuat siswa tidak terlambat masuk sekolah!
b.     Menerapkan teori primer (3) dan teori sekunder (5)
o  Bagaimana caranya menerapkan:
§ Law of readiness pada perilaku tidak terlambat masuk sekolah?
Menurut saudara, apakah siswa SMA kelas X sudah siap untuk belajar tidak terlambat masuk sekolah?
Kemukakan alasan saudara!
§ Law of exercise pada perilaku tidak terlambat masuk sekolah?
Menurut saudara, apakah siswa SMA kelas X, mampu dilatih untuk tidak terlambat masuk sekolah?
Kemukakan alasan saudara!
§ Law of effect pada perilaku tidak terlambat sekolah?
Menurut saudara, apakah siswa SMA kelas X perlu mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan jika terlambat masuk sekolah?
Kemukakan alasan saudara!

Lakukan tahap-tahap di atas untuk kegiatan: membentuk sikap bertanggung jawab.
Latihan-Skinner

Berdasarkan RPP di atas, bahwa salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang siswa kelas X adalah memiliki sikap disiplin. Bagaimana cara membentuk sikap disiplin, menggunakan teori belajar Skinner?

Langkah-langkah (bantuan) untuk membentuk sikap (perilaku) disiplin pada siswa kelas X, adalah:
1.     Tentukan usia dari siswa kelas X
2.     Berdasarkan usia kelas X tersebut, identifikasi macam-macam disiplin yang harus dikuasai oleh siswa kelas X.
3.     Pilih salah satu macam disiplin (yang mengarah ke belajar)
Misal: salah satu disiplin dikemukakan oleh Slameto adalah disiplin siswa masuk sekolah. Dimana siswa dikatakan disiplin masuk sekolah jika siswa selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah telambat serta tidak pernah membolos setiap hari.
Berdasarkan uraian tentang disiplin masuk sekolah, pilihlah salah satu dari ketiga perilaku disiplin masuk sekolah, yaitu selalu masuk sekolah, tidak pernah terlambat, tidak pernah membolos.
4.     Susunlah cara-cara membentuk disiplin tersebut (misal tidak pernah terlambat) menggunakan teori belajar Skinner, dengan memperhatikan konsep dasar teori Skinner, yaitu:
a.      Perilaku operan (perilaku yang menekankan pada konsekuensi)
o   Konsekuensi apa yang akan dihadapi oleh siswa terlambat masuk sekolah?
o   Tuliskan semua alternatif konsekuensi tersebut!
b.     Menggunakan reinforcemen,
o  Teknik reinforcemen apa yang paling tepat untuk menstimulasi siswa datang tepat waktu? Pilih salah satu, dari:
§ Fixed Ratio
Mengapa saudara memilih fixed ratio?
Kemukakan alasan saudara!
§ Variable Ratio?
Mengapa saudara memilih variable ratio?
Kemukakan alasan saudara!
§ Fixed Interval?
Mengapa saudara memilih fixed interval?
Kemukakan alasan saudara
§ Variable Interval?
Mengapa saudara memilih variable interval?
Kemukakan alasan saudara!

Lakukan tahap-tahap di atas untuk kegiatan: membentuk sikap bertanggung jawab.

Latihan-Pavlov
Berdasarkan RPP di atas, bahwa salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang siswa kelas X adalah memiliki sikap disiplin. Bagaimana cara membentuk sikap disiplin, menggunakan teori belajar Pavlov?

Langkah-langkah (bantuan) untuk membentuk sikap (perilaku) disiplin pada siswa kelas X, adalah:
1.     Tentukan usia dari siswa kelas X
2.     Berdasarkan usia kelas X tersebut, identifikasi macam-macam disiplin yang harus dikuasai oleh siswa kelas X.
3.     Pilih salah satu macam disiplin (yang mengarah ke belajar)
Misal: salah satu disiplin dikemukakan oleh Slameto adalah disiplin siswa masuk sekolah. Dimana siswa dikatakan disiplin masuk sekolah jika siswa selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah telambat serta tidak pernah membolos setiap hari.
Berdasarkan uraian tentang disiplin masuk sekolah, pilihlah salah satu dari ketiga perilaku disiplin masuk sekolah, yaitu selalu masuk sekolah, tidak pernah terlambat, tidak pernah membolos.
4.     Susunlah cara-cara membentuk disiplin tersebut (misal tidak pernah terlambat) menggunakan teori belajar Pavlov, dengan memperhatikan konsep dasar teori Pavlov, yaitu:
a.      Pembentukan perilaku tidak alamiah dengan menggunakan stimulus tidak alamiah.
o  Identifikasi stimulus yang alamiah dan perilaku alamiah (UCS - UCR), di kegiatan sekolah!
Misal:
§  Stimulus bebas (UCS) ® rasa senang (UCR)
§  Tidak bebas (UCS) ® tidak senang (UCR)
§  Sekolah = tidak bebas ® tidak senang (UCR)
§  Masuk tepat waktu (mengurangi rasa bebas) ® tidak senang (UCR)
§  Terlambat masuk sekolah (menambah bebas) ® senang (UCR)
§  Menambah waktu bebas (olah raga jam pertama) ® senang (CR)
o  Menyelipkan sebuah elemen pada hubungan antara UCS dengan UCR.
Olah raga jam pertama + suasana bebas ® senang (UCR)
Olah raga jam pertama ®®®®®®®®  senang (CR)

Lakukan tahap-tahap di atas untuk kegiatan: membentuk sikap bertanggung jawab.


Latihan – Evaluasi
Berdasarkan kegiatan pembentukan sikap disiplin dan tanggung jawab, menggunakan ketiga teori belajar di atas, maka:
·       Manakah di antara ketiga teori tersebut yang paling efektif untuk membentuk sikap disiplin?
  • Mengapa saudara memilih teori tersebut?
  • Berikan alasannya

·       Manakah di antara ketiga teori tersebut yang paling efektif untuk membentuk sikap tanggung jawab?
o   Mengapa saudara memilih teori tersebut?
o   Berikan alasannya

·       Menurut saudara, bagaimana perilaku disiplin siswa SMA sekarang?
o   Jika belum disiplin.
Kemukakan alasan saudara!
Berikan contoh, bentuk-bentuk perilaku yang belum disiplin (minimal 10)
o   Jika sudah disiplin.
Kemukakan alasan saudara!
Berikan contoh, bentuk-bentuk perilaku yang cukup disiplin (minimal 10)

·       Menurut saudara, bagaimana perilaku tanggungjawab siswa SMA sekarang?
o   Jika belum bertanggungjawab.
Kemukakan alasan saudara!
Berikan contoh, bentuk-bentuk perilaku yang belum bertanggungjawab (minimal 10)
o   Jika sudah bertanggungjawab.
Kemukakan alasan saudara!
Berikan contoh, bentuk-bentuk perilaku yang cukup bertanggungjawab (minimal 10)















D. Daftar Pustaka
Hergenhahn, B.R. dan Olson, Matthew H. 2009. Theories of Learning. Edisi Ketujuh. Penerbit Kencana, Jakarta


E. Daftar Gambar
www.coreknowledge.org.uk/images/writing300.jpg
www.abiummi.com/assets/uploads/2015/04/Mengajari-Anak-Membuat
http://bikerrider.files.wordpress.com/2010/07/ide-menulis.jpg
http://cdn.infomory.com/wp-content/uploads/2014/06/albert.jpg
http://image.slidesharecdn.com/ch-150105223110-conversion-gate02/95/ch-7-ap-psych-20538.jpg
http://image.slidesharecdn.com/operantconditioning-copynew-140716222348-phpapp01/95/operant-conditioning-6-638.jpg?cb=1405549466
http://usercontent1.hubimg.com/6022086.jpg
http://thehoopla.com.au/wp-content/uploads/2013/05/sleeping-classroom.jpg
http://www.technapex.com/wp-content/uploads/2012/11/classroom-tech.jpeg
https://wikispaces.psu.edu/download/attachments/40050309/schrein.gif?version=1&modificationDate=1275600425000&api=v2
http://www.notablebiographies.com/images/uewb_08_img0547.jpg
http://i014.radikal.ru/0804/46/36895c00a6f0.jpg
https://i.embed.ly/1/display/resize?key=1e6a1a1efdb011df84894040444cdc60&url=http%3A%2F%2Fwww.simplypsychology.org%2Fclassical-conditioning.jpg
https://classconnection.s3.amazonaws.com/1670/flashcards/658789/gif/fig4-3.gif